Partai Keadilan Sejahtera
Kota Malang

Tgl 23 april kemarin merupakan hari yg istimewa namun tdk banyak yg tahu bahwa bertepatan dg hari buku. Sebuah hari yg diharapkan menjadi tonggak untuk melecutkan budaya literasi..budaya beraksara, budaya membaca dan menulis. Namun tdk sebagaimana sambutan dihari perayaan yg lain yg disambut dg gegap gempita dan sorak sorai, hari

bukuTgl 23 april kemarin merupakan hari yg istimewa namun tdk banyak yg tahu bahwa bertepatan dg hari buku. Sebuah hari yg diharapkan menjadi tonggak untuk melecutkan budaya literasi..budaya beraksara, budaya membaca dan menulis.

Namun tdk sebagaimana sambutan dihari perayaan yg lain yg disambut dg gegap gempita dan sorak sorai, hari buku hanya dilihat dengan kerlingan pojok mata, dalam ungkapan ringkas basa-basi dan sambut dingin nan hening.

Tdk ada gairah, tidak ada antusiasme, tidak ada kepedulian, tidak ada hati yg membuncah girang, tidak ada keberfihakan..Miris..

Itulah yg menjelaskan mengapa kemudian menjadi sebab bangsa kita dlm sebuah riset lembaga literasi internasional, menempatkan indonesia dalam rangking yg memiriskan yaitu 60 dan 61 negara.

Dalam studi terkait bab membaca buku, kita lebih nelangsa lagi. Ketika anak2 bangsa Amerika rata2 mereka membaca buku 35 buku pertahun. Negara Asean antara 10 sampai 6 buku, anak2 bangsa Indonesia tercatat tdk ada satupun buku yg dibaca.

Lalu dg “prestasi” literasi semacam itu impian apa yg kita gantungkan untuk bangsa kita ??? Masihkan pede-kah bermimpi menjadi bangsa yg terhormat, disegani dan menjadi guru peradaban ???

Ketahuilah.. bermimpi menjadi bangsa terhormat tanpa akrab dg buku adalah mimpi kosong. Bermimpi menjadi negara yg disegani zonder lembaran-lembaran ilmu yg termaktub dlm buku adalah kedunguan. Bermimpi menjadi guru peradaban tanpa sudi menelisik hikmah yg berserak di buku adalah sinting.

Apakah kita tidak membaca sejarah bahwa bahwa kejayaan bangsa-bangsa, bahwa kehebatan peradaban-peradaban sejak dahulu kala hingga sekarang pilar-pilarnya ditopang lembaran-lembaran buku.?

Lihatlah peradaban purba Sumeria yg konon menjadi peradaban pertama, kemudian Yunani negeri gudang filosof, kemudian peradaban Islam di Baghdad, juga Andalusia, hingga peradaban Eropa , Amerika serta jepang sekarang, semua berakrab ria dengan buku.

Lihatlah Baghdad sorganya para cendekiwan dan cerdik pandai dg budaya literasi yg sangat mengagumkan. Terkumpul jutaan judul buku didalamnya bahkan Sesiapa yg menulis buku maka akan dihargai emas seberat buku itu dan dinikahkan dengan salah satu putri raja.

Sungguh..para ulamalah yg abadi karena kemudian dengan ilmu, mereka bisa menerangi dunia hingga bertahta dalam keabadian. Bukulah yg menjadikan mereka abadi. Lalu generasi yg datang belakangan menimba sumur ilmu mereka, menyedot terus namun ajaibnya sumur itu tdk pernah kering bahkan terus meluber.

Malulah kita kepada para imam empat imam syafii, imam malik, imam abu hanifah, imam ahmad bin Hambal yg berpayah2 menuliskan ilmu mereka hingga kini menerangi jalan umat. Karena semua orang Islam merujuk mereka didalam memahami ilmu fiqih. Ilmu tentang bagaimana dien ini dijalankan.

Malulah kita kepada imam Bukhari yg rela berjalan ribuan kilometer untuk menuliskan satu sabda sang nabi dan kemudian menatahnya di buku spektakuler hadist “Sahih BUKHARI “. Bukhari memungut satu demi satu hingga terkumpul jutaan hadits lalu ia memilahnya hingga tinggal ratusan ribu lalu memerasnya hingga tinggal sekitar tujuh ribuan saja.

Malulah kita kepada imam Al Ghazali yg berpayah2 meninggalkan kemewahan Baghdad lalu mengembara dalam suluk para wali kemudian menuangkan dalam kita agung ihya ulumuddin. Sebuah kitab luar biasa yg menjadi nutrisi bergizi bagi jiwa.

Malulah pada imam Nawawi yg menulis lebih 200 judul buku yg bahkan kita belum membaca semuanya. Salah satu bukunya menghiasi hampir semua rumah orang-orang muslim yaitu Riyadus salihin..imam adhzhahabi yg menulis ratusan buku dalam banyak topik, imam ath thobari bapak mufasir Dan masih berderet lagi kalau akan kita tuliskan semuanya.

Saya mengirikan mereka karena betapa banyak pahala yg mereka panen diakherat kelak. Pahala yg terus menerus mengalir padahal mereka telah tiada.

Lalu bagaimana kita ?? Tdk ada kata terlambat. Ayo segeralah bergegas memulai budaya literasi, lalu mengakrabi literasi kemudian mencintai literasi.

Selamat hari buku. Semoga cahaya kesadaran segera menyeruak dihati kita untuk segera mencintai buku. Semoga Allah SWT memudahkan. Amin..

Kang Amri
Malang 24 april 2016

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Media Sosial

Paling Populer

Dapatkan Info Terbaru

Mari Berlangganan Berita Mingguan Kami

Tidak ada spam, notifikasi hanya tentang berita terbaru, update.

Related Posts

Berita PKS Kota Malang

FIX, PKS Raih 7 Kursi

Malang (04/03), Rapat pleno KPU Kota Malang yang diadakan pada hari Ahad (03/03) sejak pagi berlangsung hingga Senin dini hari baru selesai. Proses pembacaan hasil

Baca selengkapnya...